BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Seismograf
Seismograf juga sering disebut
dengan sebutan sismometer. Sismometer berasal
dari bahasa Yunani: seismos gempa bumi dan metero: mengukur.
Menurut Giancoli (2001 : 78) menyatakan : “Secara umum seismograf adalah
alat atau sensor getaran, yang biasa digunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah”. Hasil rekaman dari alat ini
disebut seismogram.
Sebuah
seismograf dapat mencatat gempa berbentuk vertical dan gempa berbentuk
horizontal. Ketika terjadi gempa, getaran yang terekam adalah
gelombang primer, karena kecepatan rambatnya paling tinggi, lalu diikuti oleh
rekaman gelombang sekunder yang memiliki kecepatan rambat lebih rendah dari
gelombang primer. Gelombang permukaan datangnya paling akhir karena memiliki
kecepatan rambat paling rendah. Seismograf mencatat semua getaran dan kecepatan
rambat gempa bumi dalam bentuk seismogram. Alat ini sangat sensitif
terhadap gelombang seismik yang ditimbulkan karena gempa bumi, ledakan nuklir
dan sumber gelombang seismik lainnya.
Ada beberapa skala yang digunakan untuk mengukur
kekuatan gempa bumi. Skala Mercalli, Omori, Cancani, dan skala Richter, namun
skala Richter adalah yang paling popular untuk mengukur kekuatan gempa bumi
yang disebut dengan magnitude (M). Berdasarkan
skala-skala ini orang dapat mengenali kekuatan gempa yang pada akhirnya berguna
untuk mengantisipasi seperti desain konstruksi bangunan dan jalan raya.
1.2 Sejarah Penemuaan Seismograf
Menurut Asti
(2009:89), “Seismograf pertama kali ditemukan
oleh Zhang Heng seorang astronom, matematik, engineer dan pelukis pada
masa pemerintahan Dinasti Han awal abad kedua. Pada masa itu Zhang Heng tidak
mengatakan dengan pasti bagaimana sebuah gempa diukur dengan satuan skala
richter (skala richter belum ditemukan sampai 1935), tapi tercatat berhasil
menciptakan detector gempa pertama di dunia, yaitu seismograf”.
Bangsa Cina
termasuk salah satu bangsa yang mempunyai budaya sangat tinggi, banyak
penemuan-penemuan yang ditemukan oleh bangsa Cina pada waktu zaman dulu yang
menjadi teknologi hingga sekarang sekarang. Diantara lain yaitu :
- Serbuk Mesiu
- Kompas
- Kertas
- Pasta
- Seismograf
Menurut refrerensi Indra, pada zaman
Dinasti Han Timur Tiongkok, sering terjadi gempa bumi di ibukota Luoyang dan
daerah sekitarnya. Menurut catatan buku sejarah, selama 50 tahun dari tahun 89
hingga 140, pernah terjadi 30 kali gempa bumi di daerah tersebut. Maka rakyat
setempat sangat takut. Kemudian seorang ilmuwan bernama Zhang Heng melakukan
penelitian bidang gempa bumi tersebut. Akhirnya pada tahun 132 M, Zhang Heng
berhasil membuat alat pertama yang dapat meramalkan gempa bumi di Tiongkok
bahkan di seluruh dunia, dan dinamakan “ seismograf”.
Seismograf
itu dibuat dari perunggu berbentuk seperti guci (lihat gambar 1.1) yang di
tengahnya terdapat batangan tembaga dan di luarnya terdapat 8 ekor naga yang di
kepalanya tersambung pada 8 batang tembaga tipis yang menghadap ke arah-arah
timur, selatan, barat, utara, timur laut, tenggara, barat laut dan barat daya.
Didalam
mulut setiap naga
terdapat bola tembaga yang kecil, di bawah kepala setiap naga mendekam seekor
katak tembaga, mereka semua membuka mulut besar-besar,
yang sewaktu-waktu dapat menyambut bola tembaga kecil yang dilontarkan dari
mulut naga.
Seandainya terjadi
gempa bumi, maka batang tembaga seismograf itu akan condong ke arah asal gempa
bumi tersebut, kemudian menggerakkan kepala naga dan naga yang berada di arah
itu akan membuka lebar mulutnya, maka bola tembaga kecil itu akan keluar dari
mulut naga tersebut dan jatuh ke dalam mulut katak yang justru mendekam di
bawahnya. Dengan demikian, akan diketahui di mana terjadinya gempa bumi.
Beberapa
abad kemudian pada tahun 1855, Luigi Palmieri dari Italia merancang sebuah seismometer
merkuri. Seismometer buatan Palmieri ini memiliki tabung berbentuk U (lihat
gamabar 1.2) diisi dengan merkuri dan disusun di sepanjang titik-titik kompas.
Kemudian
pada tahun1880, John Milne seorang ahli seismologi dan geologi berkebangsaan
Inggris menemukan seismograf modern pertama. Alat ini merupakan sebuah
seismograf pendulum horizontal sederhana (lihat gamabar 1.3), sebuah mesin yang
mencatat getaran yang terjadi dengan gerakan tiba-tiba di sepanjang garis
patahan bumi.Dia juga yang pertama kali mempromosikan pembangunan stasiun
seismologi.
Setelah Perang Dunia II, seismograf
pendulum horizontal itu dikembangkan lagi menjadi Press-Ewing seismograf. Alat
ini dikembangkan di Amerika Serikat dan digunakan untuk merekam periode panjang
gelombang. Seismograf ini kemudian digunakan secara meluas di seluruh dunia
hingga saat ini.
BAB II
SEISMOGRAF
2.1 Fungsi Seismograf
Pada seismograf terdapat dua bagian, yaitu bagian horizontal dan vertikal,
fungsi keduanya adalah sebagai berikut :
2.1.1 Seismograf Horizontal
Seismograf
horizontal berfungsi untuk mencatat getaran bumi pada arah mendatar. Pada
Seismograf horizontal, massa stasioner
digantung dengan sebuah tali. Dibagian bawah terdapat jarum yang ujungnya
menyentuh roll pita, yang selalu berputar searah jarum jam. Tiang penompang
roll pita terpancang pada tanah. Pada waktu terjadi gempa, roll pita bergetar,
sedang massa stasioner dan jarum jam tetap. Maka terbentuklah goresan pada roll
pita tersebut yang disebut seismogram.
2.1.2
Seismograf Vertikal
Seismograf Vertikal berfungsi untuk
mencatat getaran gempa vertikal. Massa Stasioner pada Seismograf vertikal
ditahan oleh sebuah pegas (P) dan sebuah tangkai berengsel. Ujung massa
stasioner yang berjarum disentuhkan pada roll pita yang selalu bergerak searah
jarum jam. Jika terjadi getaran gempa, maka roll pita akan bergerak
sehingga akan terbentuk seismogram pada roll pita tersebut.
Dengan
menggunakan alat pengukur gempa, seismograf vertikal dan seismograf horizontal
gempa yang terjadi baik gempa vertikal maupun gempa horizontal akan tercatat
dan terdeteksi. Untuk mengetahui keakuratan data gempa yang diperoleh, maka
lebih baik jika pada sebuah stasion BMG di pasang 3 alat pengukur gempa atau
Seismograf. Yaitu 2 pasang seismograf Horizontal yang dipasang arah utara-selatan dan
arah timur–barat, serta satu seismograf Vertikal. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
dari arah mana getaran gempa terjadi.
2.2 Jenis Seismograf Berdasarkan
Pembacaan Sklar
Berdasarkan cara pembacaan data,
sesmograf terdiri atas 2 yaitu :
2.2.1 Seismograf Manual (mekanikal)
Jenis gerakan mekanikal dapat
mendeteksi baik gerakan vertikal maupun gerakan horizontal tergantung dari
pendular yang digunakan apakah vertikal atau horizontal.
Pada komponen horizontal utara-selatan, arah gempa yang dicatat
adalah arah gempa pada posisi utara atau selatan sedangkan pada komponen
horizontal timur-barat, arah gempa yang dicatat adalah arah gempa pada posisi
timur atau barat, dan pada komponen vertikal arah gempa yang dicatat adalah
arah gempa dilatasi atau kompresi.
2.2.2 Seismograf Digital (elektromagnetik)
Seismograf modern menggunakan
elektromagnetik seismographer untuk memindahkan volatilitas sistem kawat
tarik ke suatu daerah magnetis. Peristiwa-peristiwa yang menimbulkan getaran
kemudian dideteksi melalui spelgavanometer.Selain itu, seismograf digital
modern menambahkan komponen keempat yaitu layar, "user-friendly", dan
cepat transfer data.
2.3 Prinsip Kerja Seismograf
Menurut Andrew
Langley (2007: 67), menyatakan : “ Prinsip kerja dari alat ini yaitu
mengembangkan kerja dari bandul sederhana. Ketika mendapatkan usikan atau
gangguan dari luar seperti gelombang seismik maka bandul akan bergetar dan
merekam datanya seperti grafik”.
Pada bandul matematis,
berat tali diabaikan dan panjang tali jauh lebih besar dari pada ukuran
geometris dari bandul. Pada posisi setimbang, bandul berada pada titik A.
Sedangkan pada titik B adalah kedudukan pada sudut di simpangan maksimum (θ).
Kalau titik B adalah kedudukan dari simpangan maksimum, maka gerakan bandul
dari B ke A lalu ke B’ dan kemudian kembali ke A dan lalu ke B lagi dinamakan
satu ayunan. Waktu yang diperlukan untuk melakukan satu ayunan ini disebut
periode (T).
f =
Komponen w menurut garis singgung pada lintasan bandul
P = Gaya tegang tali
N = Komponen normal dari W = m . g
l = Panjang tali
Gaya pemulih yang bekerja pada bandul yaitu -mg sin θ. Sehingga
persamaannya dapat ditulis sbb :
F = – mg sin θ
Tanda
negatif diatas menunjukkan bahwa gaya mempunyai arah yang berlawanan dengan
simpangan sudut θ. Karena gaya pemulih F berbanding lurus
dengan sin θ bukan dengan θ, maka gerakan
tersebut bukan merupakan
Gerak Harmonik Sederhana. Jika sudut θ kecil, maka panjang
busur x (x = L kali θ) hampir
sama dengan panjang L sin θ. Dengan demikian untuk sudut yang
kecil, menggunakan pendekatan :
Sin θ ≈ θ
Sehingga persamaan gaya pemulih menjadi
:
F = – mg Sin θ ≈ -mg θ
Karena :
x = Lθ
maka persamaan diatas menjadi
persamaan yang sama seperti dengan hukum Hooke :
F =
-kx
Periode pendulum sederhana dapat
kita tentukan menggunakan persamaan :
Konstanta gaya efektif k kita ganti
dengan mg/L :
sehingga frekuensi pendulum
sederhana
2.4.3 ADC
2.4.4 Time System
2.4.6 Power Supply
Berdasarkan persamaan di
atas, tampak bahwa periode dan frekuensi getaran pendulum sederhana bergantung pada
panjang tali dan percepatan gravitasi. Karena percepatan gravitasi bernilai
tetap, maka periode sepenuhnya hanya bergantung pada panjang tali (L). Dengan
kata lain, periode dan frekuensi pendulum tidak bergantung pada massa beban
alias bola pendulum.
2.4 Komponen-Komponen
Seismograf
Menurut Olivia N. Harahap (1994:93)
: “Seismograf adalah sebuah alat elektronika yang berfungsi sebagai pencatat
gempa bumi. Dalam sebuah seismograf terdiri dari
beberapa bagian, yaitu sebuah sensor, amplifier dan pengkondisi sinyal, ADC,
Time System, Rekorder, dan tentunya power supply. Gabungan antara amplifier dan
pengkondisi sinyal, ADC, dan time system biasa disebut dengan Digitizer”.
2.4.1 Sensor
Sensor untuk sebuah Seismograph
disebut Seismometer. Seismometer diartiakan sebuah sensor yang menangkap
gelombang seismik yang berbentuk besaran fisik. Bentuk output dari seismometer
adalah tegangan listrik. Seismometer sendri terbagi dua jenis yaitu Short
Period dan Broadband.
2.4.2
Amplyfier / Pengkondisi sinyal
Output dari seismometer yang berupa
tegangan tersebut merupakan input dari bagian ini. Seperti namanya Amplyfier,
berfungsi sebagai penguat tegangan dari seismometer. Sebab tegangan yang
dihasilkan oleh seismometer belum dapat diolah secara langsung oleh ADC, Jadi
perlu dikuatkan dan dipilih (difilter) oleh pengkondisi sinyal. Hasil dari
bagian Amplyfier dan Pengkondisi Sinyal inilah yang menjadi input bagi ADC.
2.4.3 ADC
ADC atau Analog to Digital Converter
adalah sebuah bagian yang berfungsi sebagai perubah dari sinyal analog, berupa
tegangan listrik yang dikeluarkan oleh pengkondisi sinyal menjadi sebuah bentuk
digital. Bentuk digital inilah nantinya yang akan diproses menjadi sebuah informasi.
Digitizer juga diintegrasikan dengan sebuah logger sebagai media penyimpan
data. Sehingga data tersebut tidak hilang dan dapat dipergunakan sewaktu-waktu.
2.4.4 Time System
Time System atau sistem pewaktu
dalam sebuah Seismograf sangat penting sebagai penyedia informasi waktu dari
parameter gempa bumi. Sistem pewaktu dapat diperoleh dari sebuah RTC (Real Time
Clock), biasanya berupa IC, dan sebuah GPS (Global Position system). Pada masa
sekarang ini RTC dan GPS keduanya dibutuhkan dalam seismograf untuk saling
melengkapi.
2.4.5 Recorder
Recorder di dalam sebuah seismograf berfungsi
sebagai pencatat atau perekam untuk selanjutnya di lakukan analisa lanjutan.
Sudah jamak di sini bahwa recorder berupa sebuah PC atau laptop. Selain sebagai
recorder, peran PC bisa juga sebagai data logger dan juga analisis data. Hal
tersebut dimungkinkan karena dilengkapi dengan software analisa.
2.4.6 Power Supply
Sebuah alat elektronika tidak dapat
bekerja tanpa diberi power supply. Power supply yang digunakan adalah tegangan
DC atau searah. Untuk sebuah seismograf tegangan dari sumber masuk ke digitizer
untuk selanjutnya didistribusikan ke semua bagian.
BAB
III
PENGGUNAAN
SEISMOGRAF
3.1 Cara menggunakan Seismograf
Seismograf horizontal dan
vertical, mempunyai tugas masing-masing.
Seismograf horizontal bertugas untuk mengukur atau mencatat getaran bumi pada
arah horizontal. Sedangkan seismograf vertikal untuk mencatat getaran bumi pada
vertikal. Mengetahui getaran yang dirasakan yaitu dengan pendalar, dengan
adanya pendalar tersebut dapat mengetahui seberapa besar tekanan yang diberikan
oleh getaran tersebut.
Menurut Paz (1996:23) : “Cara kerjanya adalah apabila
pada massa stasioner dipasang pena tajam dan ujung pena itu disinggungkan pada
benda lain yang dipancangkan di tanah, maka pada saat bumi bergetar, akan
terjadi goresan antara massa stasioner dan benda tersebut. Goresan tersebut
merupakan wujud dari gambaran getaran bumi. Dari goresan-goresan itu para ahli dapat
membaca tekanan dan frekuensi suatu gempa”.
Seismograf
modern dan Seismograf yang belum moderen, mempunyai tugas yang sedikit berbeda,
dikarenakan seismograf modern adalah gabungan dari seismograf
lama. Seismograf menggunakan dua gerakan mekanik dan elektromagnetik
seismographer. Kedua jenis gerakan tersebut dapat mendeteksi baik gerakan
vertikal maupun gerakan horizontal tergantung dari pendulum (pemberat) yang
digunakan apakah vertikal atau horizontal. Seismograf modern menggunakan
elektromagnetik seismographer untuk memindahkan volatilitas sistem kawat tarik
ke suatu daerah magnetik.
3.2 Proses Kerja (Sistem Pengukuran)
Gempa
bumi adalah getaran atau vibrasi permukaan bumi. Perhatikan kata. Permukaan
berarti hanya kerak bumi, suatu patahan di mana satu bongkah batu telah
bergesekan dengan batu lain dengan kekuatan dan gesekan yang sangat besar.
Energi dari gesekan ini diubah menjadi getaran di dalam batu-batuan. Yang dapat
terasa sampai ribuan mil.
Sekarang
getaran-getaran gempa bumi merupakan sejenis gerakan gelombang yang bergerak
pada kecepatan yang berbeda-beda melalui kerak bumi yang berbatu-batu. Karena
getaran-getaran itu mencapai jarak yang jauh dan merambat melalui batu-batuan,
pada waktu getaran-getaran ini sampai disebabkan seismograf dapat mendeteksinya.
Bayangkan
sebuah balok atau pelat beton. Sebuah grafik yang ditempelkan balok atau pelat
itu menonjol keluar. Grafik itu sejajar dengan tanah, seperti lembaran kertas.
Di atasnya, sebuah balok menonjol keluar dari tempat tergantungnya suatu beban.
Pada dasar beban itu terdapat sebuah pena, yang menyentuh grafik itu. Sekarang
muncul gelombang gempa bumi. Balok beton bergerak dan demikian juga grafik yang
menempel padanya. Tetapi beban yang digantung tidak bergerak. Jadi, pena itu
membuat tanda-tanda pada grafik itu pada waktu pena itu bergerak dan kita
memperoleh catatan tentang gempa bumi. Tentu saja alat ini dibuat dengan sangat
teliti sehingga gerakan yang pling kecil sekalipun dapat dicatat. Jadi, sistem
pengukuran yang terjadi pada seismograf ada 3 tingkatan :
3.2.1 Tingkat 1 : tingkat
pendeteksi
Fungsinya adalah untuk untuk mendeteksi getaran di
bawah tanah oleh alat yang tertancap di tanah.
3.2.2 Tingkat
2 : tingkat perantara getaran
Fungsinya adalah menyalurkan getaran dari alat yang
tertancap di tanah, biasanya berbentuk tali atau semacamnya yang dapat
menyalurkan getaran.
3.2.3 Tingkat
3 : tingkat penerima getaran
Fungsinya adalah menerima getaran dari perantara ke
massa yang jadi satu dengan pena, sehingga pena tersebut bergerak sesuai
getaran yang diterima.
3.3 Klasifikasi Besaran Gempa
Besaran (magnnitudo) gempa yang didasarkan pada
amplitude gelombang tektonik dicatat oleh seismograf dengan menggunakan skala
ritcher. Selain itu, ada massa yang bebas sari getaran gempa yang disebut massa
stasioner. Cara kerjanya : apabila pada massa stasioner tadi dipasang pena
tajam dan ujung pena itu disinggungkan pada benda lain yang dipancangkan di
tanah, maka pada saat bumi bergetar, akan terjadi goresan antara massastasioner
dan benda tersebut. Goresan tersebut merupakan wujud dari gambaran getaran
bumi. Dari goresan-goresan itu para ahli dapat membaca tekanann dan frekuensi
suatu gempa.
Skala
|
Ciri-ciri
|
2,0 – 3,4
3,5 – 4,2
4,3 – 4,8
4,9 – 5,4
5,5 – 6,1
6,2 – 6,9
7,0 – 7,3
7,4 – 7,9
≥ 8,0
|
Tidak terasa, tapi terekam seismograf
Hanya terasa oleh beberapa orang
Terasa oleh banyak orang
Terasa oleh senua orang
Sedikit merusakkan bangunan
Merusak bangunan
Rel kereta api bengkok
Kerusakan hebat
Kerusakan luar biasa
|
A. Persamaan Perhitungan Kekuatan Gempa (agnitudo
Skala Richter)
Magnitudo
gempa bumi dihitung dengan menggunakan rumus : m = 1,3 + 0,6 Io. Dalam rumus
ini, m = magintudo, Io adalah intensitas Ms yang didasarkan pada skala
Mercalli. Sebagai contoh, jika Anda memiliki gempa bumi dengan intensitas XII
(12), maka magnitudonya adalah m = 1,3 + 0,6 x 12 = 8,5 Skala Richter.
Cara kedua menghitung magnitudo adalah dengan menggunakan
rumus berikut: m = 2,2 +1,8 log ao. Dalam rumus ini m adalah magintudo dan “ao”
adalah akselerasi dalam cm/det2. Sebagai contoh, jika kita memiliki
gempa bumi dengan akselerasi 1400 cm/det2, magnitudonya adalah m =
2,2 + 1,8 x log 1400 = 7,8.
Jika kita sudah
berhasil menentukan besaran magnitudo, kita dapat menghitung besaran energi
yang terbuang. Untuk menghitung energi E, kita menggunakan rumus: log E = 11,4
+ 1, 5m. Sebagai contoh, jika kekuatan gempa yang dihitung sekitar 7,6, maka
rumusnya adalah: Log E= 11,4 +1,5 x 7,6 = 22. Ini adalah nilai dari logaritma
energi.
Cara kedua untuk menghitung besaran energi adalah dengan
menggunakan rumus log E = 16,4 + 1,5 log A / T) + 2,5 log D . Formula A ini
memiliki amplitudo yang lebih baik daripada yang lain, misalnya menyebut bahwa
gelombang permukaan menunjukkan akselerasi microns (1/1000 mm); T adalah
periode gelombang dalam detik; D adalah jarak episentrum dalam derajat.
Untuk mencari D , digunakan rumus : D = Ec/110.6 yaitu
jarak ke episentrum (dalam km). Sebagai contoh, jika amplitude A adalah 1070
microns, T adalah 20 detik dan D adalah 115 km. Kemudian akan dihasilkan log E
= 16,4 + 1,5 x log (1070 / 20) + 2,5 x log 115 = 24. Dengan inv log 24 dapat
menghitung energi yang dilepas adalah 1,4 x 1024 J.
3.4. Cara Menghitung
Kekuatam Gempa
3.4.1
Dengan menggunakan hasil pencatatan seismograf, yang satu seismograf vertical,
satu seismograf horizontal yang berarah utara-selatan, dan satu lagi seismograf
horizontal yang berarah timur-barat. Dengan tiga seismograf aini akan ditemukan
letak episentrum.
3.4.2
Dengan menggunakan tiga tempat yang terletak dlam satu homoseista. Ketiga
tempat yang terletak dalam satu homoseista itu dihubungkan, kemudian ditarik
garis sumbu pada garis yang menghubungkann tempat-tempat pencatatan.
3.4.3
Dengan menggunakan tiga tempat yang mencatat jarak episentrum. Cara ini dicari
dengan rumus Laska, yaitu:
Setiap
alat seismograf dibuat secara perhitungan khusus. Tetapi kelebihan dan
kekurangan alat tersebut pasti ada, itu dikarenakan alat tersebut berfungsi
untuk mengetahui atau mendekteksi getaran, atau gempa bumi. Berikut adalah
kelebihan dan kekurangan seismograf :
3.5.1 Kelebihan
Kelebihan seismograf termasuk dari fungsi seismograf
itu sendiri. Karena seismograf terdapat banyak jenis dan macamnya. Jadi,
seismograf mempunyai tugas masing-masing. Berikut adalah kelebihan seismograf :
3.5.1.1 Seismograf menggunakan dua klasifikasi
yang berbeda untuk mengukur Gelombang seismik yang dihasilkan gempa, yaitu
besaran gempa dan intensitas gempa. Kedua klasifikasi pengukuran ini
menggunakan skala pengukuran yang berbeda pula. Skala pengukuran gempa tersebut
terdiri dari skala Richter dan Skala Mercalli . Skala Richter digunakan
untuk menggambarkan besaran gempa, sedangkan Skala Mercalli
digunakan untuk menunjukkan intensitas gempa, atau pengaruh gempa terhadap
tanah, gedung, dan manusia.
3.5.1.2 Karena seismograf lama terdiri dari 2 macam
yaitu Seismograf horizontal bertugas untuk mengukur atau mencatat getaran bumi
pada arah horizontal. Sedangkan seismograf vertikal untuk mencatat getaran bumi
pada vertikal.
3.5.2 Kekurangan
Alat seismograf dapat mengetahui getaran sekecil
mungkin, tetapi bukan berarti seismograf tidak mempunyai kelemahana atau
kekurangan. Kekurangan seismograf tersebut disebabkan oleh :
3.5.2.1 Jika getaran yang terlalu kuat membuat
seismograf tidak mampu membuat catatan, karena tangkai alat pencatat bisa
mengalami kerusakan.
3.5.2.2 Karena seismograf adalah alat yang selalu
didekatkan dengan lokasi getaran. Jadi,
ada peraturan yang memasang seismograf tersebut pada saat getaran besar
terjadi, karena melalui beberapa pertimbangan.
BAB
IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Seismograf
adalah alat atau sensor getaran, yang biasa digunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah. Hasil rekaman dari alat ini
disebut seismogram. Sebuah seismograf
dapat mencatat gempa komponen vertical dan gempa komponen horizontal.
Ada beberapa skala yang digunakan untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Skala
Mercalli, Omori, Cancani, dan skala Richter, namun skala Richter adalah yang
paling popular untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Prinsip kerja yang digunakan pada
seismograf yaitu mengembangkan kerja dari bandul sederhana.
Dalam sebuah seismograf terdiri dari beberapa bagian, yaitu sebuah
sensor, amplifier dan pengkondisi sinyal, ADC, Time System, Rekorder, dan power
supply. Gabungan antara amplifier dan pengkondisi sinyal, ADC, dan time system
biasa disebut dengan Digitizer.